Kamis, 03 September 2009

No Understand

1


Ya..ampun!! besok menentukan lulus atau tidaknya aku menuju sekolah menengah atas atau biasa disebut SMA.
Deg!Deg!Deg!
Jantungku mulai berdegup kencang karena menunggu hari esok tiba. Tiap jam ku pandangi sampaiku tertidur kulai di atas lantai. Hari esok pun tiba, saatnya aku bergegas menuju sekolah untuk melihat hasil penentuan kelulusan.
Di sekolah, hasil penentuan pun sudah terpajang di mading nilai, aku berlari cepat dan melihat hasil penentuan tersebut. Ternyata di mading aku tercatat lulus.
“Horee.. aku lulus!!” Jeritku dengan nada gembira. Setelah melihat pengumuman aku menuju lobi dan menemui teman-teman yang sedang menunggu kabar dariku.
“Shiza, kamu sudah lihat pengumuman dan mengambil hasilnya? Gimana hasilnya?” Tanya teman-teman serentak kepadaku. Kemudian aku melangkah menghampirinya.
“Ehm…. Aku lulus.” teriakku penuh kegembiraan. Langsung teman-teman memberikan selamat kelulusan kepadaku.
”Makasih.” Ujarku sambil tersenyum. Tak lama berbincang-bincang aku berpamitan dengan teman-teman, dan segera pulang untuk menberitahu kepada Ibu.
”Ibu.” Jeritku dengan penuh tidak sabar. Ibu yang lagi masak di dapur langsung menghampiriku.
”Ada apa nak? Gimana pengumumannya?.” Tanya Ibu sambil tersenyum. Dengan rasa pernasarannya ibu kepadaku, maka ibu menggenggam lembut tanganku.
”Aku lulus bu.”
”Wah... Ibu bangga sama kamu nak.” Kemudian Ibu mengambil kertas hasil pengumuman dari tanganku dan dilihatnya sambil mengucapkan syukur.
”Besok kamu ikut Ibu ya.”Ucap Ibu spontan. Aku langsung bingung tak mengerti dengan ucapan Ibu kedapaku.
”Ikut kemana bu?” tanyaku penasaran
”Ibu akan daftarkan kamu sekolah di Melatih Putih.” Karena aku menyetujui keputusan Ibu maka aku tersenyum.
”Baik lha.” Mendengar keputusan dariku, Ibu langsung melanjutkan masak di dapur.
Keesokan harinya Ibu mengantarkan aku ke sekolah untuk mendaftarkan diri menjadi siswa Melatih Putih.




2


Setelah aku dan siswa baru di MOS, maka aku dan siswa baru lainnya sudah dianggap sah menjadi SMA Melati Putih.
Bel pun berdering ’kringg kringg’ jam pelajaran fisika pun segera dimulai. Semua siswa 1-2 masuk ruangan. Saat jam pelajaran berlangsung seorang pria melewati kelasku menggunakan kursi roda. Lalu aku berkata dalam hati ’kasihan sekali pria itu’.
”Hey Shiza, kamu kenapa bengong begitu?” Tanya Ines teman sebangkuku. Aku pun langsung terkejut mendengar ucapan Ines yang mengagetkanku.
”Ha? Gapapa.” Ucapku spontan. Tetapi sepertinya Ines tak mempercayainya.
Istirahat tiba. Aku dan Ines bersama-sama ke kantin. Di kantin aku menunggu kedatangan pria beroda. Dua puluh menit berlalu pria tersebut pun tak hadir di kantin, aku langsung mengajak Ines ke kelas.
”Nes, ke kelas yuk.” Ucapku dengan punuh lesuh
”Kamu kenapa? Lagi ada masalah?”
”Sebenarnya di kantin aku lagi menunggu pria beroda karena aku ingin berkenalan dengannya, tapi dia tidak datang.”Jelasku
”Ooo.. Yaudah sekarang kita ke kelas.”
Saat perjalanan menuju kelas, sekilas aku melihat pria beroda itu sedang berbincang-bincang dengan guru Matematika. Aku dan Ines langsung segara mengikutnya, sampai keadaan sendiri.
”Kalian ngikuti aku ya?” tanya pria beroda
Rasa senang muncul saat pria mengatakan seperti itu.”Iya kak, tapi tidak ada maksud apa-apa kog kak.” Ujarku dengan malu-malu.
”Oiya, kamu siswa baru disini kan. Perkenalkan nama kakak Rico dari kelas 2-2, kalian?” Dengan senyum yang dia lanturkan sambil mengarahkan tangannya ke aku.
”Aku Shiza dari kelas 1-2.”
”Aku Ines dari kelas 1-2.”
”Kalian mengikuti kakak ada apa ya? Atau kakak sudah membuat kesalahan ke kalian? Kalau kalian lagi ada masalah? cerita saja sama kakak. Pasti kalau kakak bisa, nanti kakak bantu.”
”Enggak koq kak, kami mengikuti kakak Cuma ingin berkenalan saja.”
Bel selesai istirahat berbunyi, ’kringg kringg’ aku dan Ines berlari cepat menuju kelas tanpa berpamitan dengan ka Rico.
Saat jam pelajaran dimulai dan ibu guru menerangkan terdengar suara dari speaker di tiap-tiap kelas ’Selamat siang. Perhatian semuanya, karena pada hari ini bapak dan ibu guru akan menyelenggarakan rapat. Jadi diharapkan para siswa dan siswi SMA Melatih Putih diwajibkan pulang cepat. Sekian dan terima kasih’
Semua siswa yang berada dalam sekolah segera keluar meninggalkan sekolah. Saatku berada di gerbang sekolah terdengar suara yang memanggil namaku ’Shiza’. Aku pun langsung menengok kebelakang dan yang ku lihat adalah kak Rico.
Aku segera menghampiri kak Rico yang masih berada di teras sekolah. ”Ada apa kak?” tanyaku kepada kak Rico.
”Kakak tak mengerti maksud kamu.” ucap kak Rico.
”Bukannya tadi kakak manggil Shiza?.” Kak Rico yang tadinya bingung kemudian memberikan senyum kepadaku.
”Tidak, mungkin ini hanya firasat Shiza saja. Shiza mau pulang bareng kakak? Kebutulan hari ini kakak dijemput supir.”
Rasa suka pun mucul saat kak Rico mengajak pulang bersama.”Baik lha” Jawab ku penuh semangat.
Aku dan kak Rico menunggu kedatangan supir yang akan menjemput aku dan kak Rico. Tak lama menunggu jemputan kak Rico datang. Kak Rico dan aku masuk keladam mobil.
Di mobil aku dan kak Rico bercerita banyak hal pengalaman masing - masing.
”Sebelumnya aku minta maaf, kaki kakak kenpa?”
”Oo.. ini trejadi saat kakak sedang berlari, tanpa di sengaja datang sebuah motor yang membuat kakak jatuh dan akhirnya motor selanjutnya melindas kaki kakak.”
Sesampainya di rumah kejadian di sekolah itu terulang lagi aku mendengar suara yang memanggil namaku ’Shiza’. Tetapiku tak tahu dari mana suara itu berasal.




3


Sampai hari-hari selanjutnya aku dan kak Rico selalu pulang bersama hingga akhirnya kak Rico menyimpan perasaan yang sama dan menguntarkan perasaannya kapadaku.
”Iya Shiza mau terima kakak sebagai kekasih Shiza.” kak Rico yang sebelumnya tegang kemudian kak Rico langsung tersenyum gembira kepadaku.
Setelah kak Rico menyatakan perasaannya kepadaku dan aku sudah menjawabnya, maka aku berpamitan kepada kak Rico untuk mengerjakan tugas sekolah.
Langkah demi langkah menujuh kelas tiba-tiba angin meniupkan rambutku dan mengeluarkan suara desahan ’Shiza’. Mendengar suara itu selalu terjadi aku berlari cepat menujuh kelas.
”Hey, kamu Shiza dari kelas1-2 kan?” Tanya kakak kelas yang sambil menarik tanganku yang sedang berlari. ”Aku Tiara dari kelas 2-4, kamu tak usah takut sama kakak. Kakak hanya ingin kasih tau kamu agar kamu berhati-hati dengan Rico.”
”Maksud kakak apa? Aku tak mengerti maksud kakak.” Perkataan marah yang ku lontar kan kepada kak Tiara.








APA YANG AKAN DICERITAKAN TIARA KEPADA SHIZA TENTANG RICO? (: